Minggu, 06 Februari 2011

BBM Boros 95% Mengancam Anda


Konsumsi BBM di Besutan kesayangan ibarat pencuri yang beraksi dimalam hari. Pemilik mobil yang ketahuan lengah sedikit saja, bisa membuat konsumsi lebih boros dari kebiasaannya karena performa mobil yang tidak terjaga.
Tanpa ada maksud menakut-nakuti, pada kenyataanya kondisi mobil sangat berbanding lurus dengan pemkaian BBM itu sendiri. malah, beberapa riset sudah mengklaimnya dengan angka persentase.
Apalagi, awal Februari ini ada kenaikan bandrol Pertamax plus dan pertamax menjadi Rp. 8.450,- dan Rp. 8.050,-. Bisa dibayangkan uang transport yang akan terbuang percuma lantaran pemborosan yang tidak terduga.
Artinya bila setiap bagian atau komponen mobil yang tidak terjaga staminanya, akan mengkontribusi pemborosan BBM antara 3 - 15 %. Bisa dibayangkan bila sebuah besutan dibiarkan apa adanya alias tidak terawat?
Hal ini juga berlaku untuk perilaku mengemudi, bobot Overweight, salah pelumas hingga perlakuan salah seperti kebiasaan terlalu lama memanaskan mobil dipagi hari. Jika ditotal, pemborosan BBM mencapai 95 % dari jumlah konsumsi yang seharusnya.
Bila rekomendasi pabrik, besutan kesayangan memiliki konsumsi 12Km : 1 liter, namun karena terjadi pemborosan hingga 95% menjadi tinggal 1,2 Km : 1 liter, masa iya sih ? Coba saja anda hitung total persentase boros yang diakibatkan beberapa kondisi dibawah ini seperti hasil survey Department of Transportation, Amrik. Mau pilih mana antara 'maling' beraksi dimalam hari atau membuat kondisi mobil senantiasa Fit?
  • PEMANASAN MESIN ( 5%): Salah satu hal yang kerap dilakukan supir atau pemilik mobil di pagi hari. Memanaskan mobil dalam waktu terlalu lama (diatas 5 menit) ikut membuang bahan bakar dengan percuma. Apalagi kalau pemanasan disambi mencuci mobil. memanaskan mesin cukup 1 menit, itu pun terbilang lama karena selama 60 detik pelumasan diklaim sudah merata ke seluruh bagian mesin. Persentase pemorosan BBM antara 1-5% hanya karena ritual memanaskan mobil yang salah.
  • KELISTRIKAN (15%): Tak bisa dipungkiri, mobil dengan sistem audio dan penerangan ber-Watt besar akan menambah kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan. Tetapi jangan lupa, semuanya mengandalkan kelistrikan dalam jumlah besar. Alternator akan bekerja lebih berat dari biasanya karena suplai setrum dari aki lebih cepat habis akibat pemakaian peranti kelistrikan dalam jumlah ekstra tadi. Tenaga mesin akan drop yang memaksa driver menginjak pedal gas lebih dalam. Pemborosan akan terjadi antara 10-15%.
  • MESIN ( 4% ): Tak bisa dipungkiri, pemborosan paling besar terjadi pada bagian mesin karena berhubungan langsung dengan BBM. Kondisi mesin yang kurang fit karena telat Tune-up atau filter udara yang kotor bisa membuat BBM lebih boros hingga 4%. Makanya ATPM concern dengan perawatan berkala seperti tune up dan servis rutin. " kondisi mesin yang fit selain bisa menghemat BBM juga memperpanjang usia pakai hingga tahunan".
  • BAN ( 3% ): Komponen mobil yang paling terlewat karena tak memberikan indikasi secara nyata. Tetapi ban yang ' kurang angin' ternyata bisa memberikan kontribusi pemborosan hingga 3 %. Angka yang cukup mengganggu bila terjadi dalam kurun waktu cukup lama. Makanya, Jangan segan melakukan pemeriksaan tekanan ban setiap seminggu sekali di tukang ban atau SPBU. Bisa juga lakukan pemeriksaan sendiri dengan membeli Air Pressure Meter.
  • SPOORING ( 20 % ): Kondisi kaki-kaki depan yang tak terawat sering dianggap sepele. Padahal faktor pemboros BBM ada pada bagian ini. Posisi Toe-in dan Toe-out yang ngaco menjadi penyebab BBM boros hingga 20 %. Ditambah lagi dengan kondisi ban yang tapaknya sudah habis sebelah. Lakukan perawatan spooring dan balancing paling tidak 3 bulan sekali untuk memastikan tapak ban dan posisi roda selalu dalam alignment yang tepat. "selain pemborosan juga membuat komponen seperti sockbreker dan ban berumur lebih pendek,"
  • PELUMAS ( 1 % ): Salah memilih pelumas mesin juga mengkontribusi pemborosan BBM hingga 1%. Ilustrasi gampang, bila spesifikasi mobil mengharuskan pelumas SAE 20W-40 tetapi mesin diisi oli dengan viskositas SAE 20W-50 atau 10W-60. Disarankan memakai pelumas yang sesuai dengan standar pabrik. "Beda merek masih tidak apa-apa, asal jangan beda viskositas," Telat ganti oli juga berefek sama.
  • DRAG COEFFICIENT ( 10 % ): Seringkali pemilik mobil salah kaprah. Demi menghemat BBM, AC dimatikan dan kaca jendela dibuka lebar-lebar. Padahal kecepatan mobil cukup tinggi karena sedang menggeber besutan di alan tol. Air Drag yang terjadi karena angin masuk ke dalam kabin penumpang justru membuat konsumsi bahan bakar lebih boros hingga 10 %. Cara gampang tanpa mengurangi drag coefficient adalah dengan mengubah posisi ventilasi udara agar angin dari luar bisa masuk ke dalam kabin.
  • AC (15%): Perangkat AC (Air Conditioner) sudah keharusan di kota besar dengan tingkat polusi tinggi. Sekadar informasi AC menyumbang pemborosan BBM pada pemakaian stop and go. Terlebih besutan lawas mengandalkan kompresor piston. Bila harus memakai AC pada saat perjalanan, posisikan tuas thermostat switch di 1/2 atau 3/4 agar kompresor bisa istirahat saat kabin sudah dingin. "posisi full memaksa kompresor tak berhenti bekerja,".
  • OVERWEIGHT (2%): Bila anda termasuk orang yang sangat produktif dan selalu membawa banyak barang, sebaiknya berhati-hati. Sebab, besutan yang kelebihan bobot alias overweight bisa membuat konsumsi lebih boros antara 1 - 2 %. Dari beberapa riset, barang tambahan seberat 50kg akan menuai pemborosan sekitar 2 % untuk perjalanan stop and go. Bisa dibayangkan total bobot bila barang di bagasi seperti tas golf lengkap, kotak kunci-kunci, box audio dan tangki BBM full tank membebani laju mobil.
  • PERILAKU MENGEMUDI (20%): Faktor yang satu ini juga seringkali dianggap remeh karena berawal dari perilaku atau kebiasaan sejak bisa membawa mobil. Kebiasaan menyetir yang buruk bisa menyumbangkan pemborosan 20%. Sebutlah hal kecil seperti kebiasaan injak pedal gas seblum mematikan mesin atau Jack-Rabbit Start (menginjak pedal gas dalam-dalam saat menjalankan mobil pada posisi ban diam). Gaya supir ankot nguber setoran harus dihindari.....
  • sumber: ototips, tabloid otomotif edisi 40: XX